Tuesday, August 19, 2008

PUISI DOUGLAS MALLOCK & SEMANGAT DLM MENJALANI HIDUP

"Jika kamu tidak bisa menjadi cemara di puncak bukit, jadilah belukar di lembah. Tapi, jadilah belukar kecil terbaik di tepi sungai. Jadilah semak, jika kamu tidak bisa menjadi pohon. Jika kamu tidak bisa menjadi semak, jadilah sejumput rumput dan membuat jalan lebih ceria. Jika kita tidak bisa menjadi ikan muskie, jadilah ikan bass paling lincah di danau. Kita semua tidak mungkin jadi kapten, kita harus jadi awak. Selalu ada sesuatu untuk kita disini. Ada hal besar dan kurang besar untuk dikerjakan. Dan tugas yang harus kita kerjakan adalah yg terdekat. Jika akmu tidak bisa menjadi matahari, jadilah bintang. Bukan ukuran yang membuatmu menang atau kalah. Apapun dirimu jadilah yg terbaik."

Subhanallah... Bukankah dg menghargai dan mensyukuri peran kita apapun itu, menjadi ibu rumahan, wanita bekerja, wanita single yang aktif, dst, tiap diri kita apa pun itu memiliki arti jika kita mampu memaknai dan menghayati peran kita, mampu mengoptimalkan diri, menjadi yang yg terbaik.

Banyak orang (termasuk kita), yang masih setengah hati dalam melakukan pekerjaannya. Masih belum benar-benar menikmati peran yang dijalaninya. Yang bekerja, masih suka bermalas-malasan, suka terlambat dan menumpuk-numpuk pekerjaan, bekerja sekedar untuk mencari maisyah/penghasilan, sekedar untuk memenuhi kebutuhan hidup. Malas karena menganggap pekerjaannya kurang berarti dan tidak bergengsi. Yang ibu rumahan, malas menggali potensi dirinya sehingga malas berkarya, membiarkan dirinya stagnan dan tidak berkembang. Sebagai ibu rumahan, yang kesehariaannya mengurus keluarga, jika kita tidak mensyukuri peran, kita akan mudah merasa "minder" atau down karena merasa tidak bisa berbuat banyak di luar, tidak bisa menghasilkan uang sendiri, dst. Padahal jika kita tahu bahwa mendidik anak-anak adalah tugas mulia, tentu kita akan berupaya sebaik-baiknya menjadi ibu yang terbaik. Ibu rumahan yg profesional, mampu memanajemen rumahtangganya, mengurus keluarga dan bisa memanfaatkan potensi dirinya.

Padahal kalau mau jujur, tidak ada pekerjaan yang benar-benar lebih tinggi dari yang lain, tidak ada pekerjaan yang lebih rendah dari yang lain. Semua pekerjaan begitu istimewa, karena semua jenis pekerjaan, apapun itu, selalu saja memberi kontribusi bagi keberlangsungan hidup ini. Kalau semua orang ingin menjadi eksekutif, tentu tidak akan ada nasi di rumah, karena tiada yang mau menjadi petani. Jadi teringat lagu jadul.."Tak kan ada ikan gurih di meja makan, tanpa ada jerih payah nelayan..." Jika semua wanita menjadi pekerja kantoran, tidak akan ada wanita yg mau tinggal di rumah mengurus keluarga. Jadi, cintailah hidup Anda dan jadilah yang terbaik yang dapat kita lakukan. Semua orang memiliki peran mereka masing-masing dan keberagaman itu lah yg membuat hidup ini indah dan penuh warna. Hargailah orang lain jika Anda ingin dihargai.

Menjadi yang terbaik dalam setiap apa pun peran kita akan membuat kita selalu bersemangat dalam menjalani hidup. Ada sebuah pepatah jerman yg artinya kurang lebih "Jika ada kemauan, pasti akan ada jalan keluar. Jika tidak ada kemauan, akan mencari-cari alasan." Betul banget kan? Seseorang yng memiliki tekad yang kuat, betapapun sulitnya jalan yg dilalui, ia akan terus berusaha. Sebaliknya, ketika kita tidak memiliki kemauan yg kuat dan kurang bersungguh-sungguh, kita pun akan sibuk mencari-cari alasan untuk pembenaran tindakan kita. Saat kita terjebak dalam beribu alasan kita tak kan pernah bisa menjadi yang terbaik.

Thursday, April 17, 2008

The most beautiful moment in my life



Dear sisters, I finally got some pics from umrah. We stayed 2 nights in Medina, in good hotel. U know,I like people in Medina, theyre just so different with people in Mekkah. Medina people are polite, friendly and more civilized, while people in Mekkah are scary hehehe, especially the men when they see women...omg, they acted like they never saw women before. I love Medina, and the Masjid Nabawi. The most beautiful moment in Medina when we finally got into Raudah (heaven park) inside Masjid Nabawi, where there is Rasulullah saw graveyard. MashaAllah, i cant stop crying, when finally I got a chance to say salaam to Muhammad Rasulullah SaW... Assalamualaika ya NabiYaAllah, Assalamualaika ya HAbiballaH, the hadits said that Rasulullah always knows who came to his Graveyard and say Shalawat to him, he always answers it.. oh Ya Allah, I finally got a chance though it was only so little time. We struggled with the Turkey’s, i was so touched with how they praise Rasulullah SaW, they worshipped Allah, omg, i was so so so small, i felt soooo small, am just nothing there.... We also came to Jabal Uhud in Medina, we prayed in Masjid Quba, but i didnt take the pic... Subhanallah..seeing Jabal Uhud, where all the syahid died there..and seeing Hamzah ra graveyard. We also came to Dates Graden, I bought Ajwa dates (Nabi dates) ---> its the most expensive and finest dates.

After 2 nights in Medina, we went to Mekkah, it took about 5 hours from Medina to Mekkah. We started our 1st umrah when wegot in Mekkah. Subhanallah, 1st time I saw Ka'bah, i just cant stop saying Allahu Akbar.. masha Allah, masha Allah, when u get there, u just dont want to go home. I wish I cud die there...... I was so amazed with all the people, how they worshiped Allah, how they love Allah and RAsulullah Saw so much, it just made me feel so small, and feel like a sinner. I also amazed with Shofa-Marwa, when we do sa'i, I thought it was like the real mount, but it's so luxurious, its been facilitated very well, and can u imagine, so so many people do sa'i there, the place is just so enough.... really. When i got a chance to kiss the hajar aswad, masha Allah, ya Allah, everything u do there just made u love and love Allah more, and I hope it will continue till I die. till i face Allah. The next day after we did umrah, we did city tour around Mekkah. We went to Arafah, Jabal Rahmah (where Adam and Eve met), Hira', jabal tsur (where Rasulullah Saw and Abu Bakar hid), Mina, we even saw a Masjid Baiatul Aqabah, where RAsulullah Saw did the 1st baiatul Aqabah And this masjid is supposed to be destroyed by the Government, coz it across the street, but it cant be destroyed, so, just live it like that, Subhanallah yah... and u can see the pics inside masjidil haram, ahhh.. i didnt want to go home, really.Oh yea, the most beautiful moment in Mekkah, when I was waiting for Maghrib time, i sat next to an old woman from Turkey, when the prayer caller starts, she looked so omg,i cant describe it, she looked so in love with Allah, Rasulullah saw, and when she heard the adzan, it looks how much she misses Allah, but then i looked into myself, omg, when i heard adzan in Indonesia, i acted like its nothing special, astaghfirullah, and then I realize, how lucky i am, i can hear the adzan every 5 times a day, and I can enjoy it, unlike people in Europe, that Adzan is forbidden. After that, i cant stop crying and cant stop feeling syukr, that Allah has given me so much love, so much luck of being a muslim since i was born, I just didnt realize it, I even feel so ashamed, i shud've learned Arabic long time ago. and I feel so lucky as well that I have chance to go Umrah, it really brings the meaning in my life, the most beautiful meaning and worshipped to Allah the Mighty, Allahu Akbar!! oh yea,in our hotel in Mekkah, there was a Malaysian woman almost raped by the hotel staff (Bangladesh man), fortunately Allah still protected her. No wonder Rasulullah Saw got very little Mekkah person during his dakwah in Mekkah yea? While in Medina, he was accepted so easily.. that;s Why Ka'bah and Islam grows in Mekkah hehehe.

Thursday, January 24, 2008

MANUSIA YG RAPUH

Suatu sore di bulan Ramadhan, tak sengaja saya mendengarkan lirik lagu Opick yang berjudul Rapuh, yang menjadi soundtrack sebuah sinetron. Tiba-tiba, syair tsb terasa menusuk dada saya.

Detik waktu terus berjalan berhias gelap dan terang
Suka dan duka, tangis dan tawa tergores bagai lukisan
Seribu mimpi berjuta sepi hadir bagai teman sejati
Di antara lelahnya jiwa dalam resah dan airmata
Kupersembahkan kepadamu yang terindah dlm hidupku


Lagu itu seperti menjelaskan keadaan saya...
Ya Allah, Ya Rabbana… Tiada yang terindah dalam hidup ini kecuali meraih cinta-Mu serta ridho-Mu, tapi diri ini hanyalah manusia yang lemah, lalai dan rapuh…

Meski ku rapuh dalam langkah
Kadang tak setia kepada-Mu
Namun cinta dalam jiwa hanyalah pada-Mu

Rapuh… karena diri ini masih sibuk dikuasai hawa nafsu, begitu banyak keinginan dan mimpi tapi seringkali lupa pada yang memberi semua itu. Masih sibuk dengan urusan pribadi dan seringkali lupa akan amanah-Mu.

Maafkanlah bila hati tak sempurna mencintai-Mu
Dalam dada kuharap hanya diri-Mu yang bertahta

Ya Allah, ampunilah hamba-Mu yang rapuh ini…
Semoga setitik cahaya yang masih tersisa di dada ini takkan pernah padam,
Jagalah ya Rabb..jagalah agar ia tetap bercahaya…aamiin…

Detik waktu terus berlalu, semua bermuara pada-Mu

Hanya kepada-Nyalah kita kan kembali… (10/12/07)

Monday, October 22, 2007

KETIKA IBU PERGI HAJI

Waahh…seminggu lagi ibu akan pergi ke Mekkah naik haji..berarti sebentar lagi aku akan menjelang kebebasankuu!!! Cihuyyy!!! Aku tak akan mendengar kebawelan ibu, aku tak perlu lagi misuh-misuh sendirian di kamar mandi atau bangun pagi-pagi sekali untuk mencuci pakaian yang seabrek-abrek. Saking gembiranya aku tak sadar ibu sedang memperhatikanku senyum-senyum sendiri. “Ngapain kamu senyum-senyum sendiri kayak orang gila! Tuh, air penuh, sayang kalau kebuang-buang!” ibu mengingatkanku dengan ketus…biasa…gaya khas ibu. Huuh.. ibu, gak bisa melihat orang lagi senang.

Sudah banyak rencana yang kurancang di kepalaku untuk mengisi hari-hari selama ibu tak ada di rumah. Ibu akan pergi selama 40 hari, rasanya cukup untuk menikmati kebebasan..huaahh…rencana pertama, aku ingin tidur setelah shalat shubuh sampai puasss…, lalu aku akan jalan-jalan ke rumah teman-temanku, kemudian aku ingin…ini..itu… banyak sekali mauku hingga aku pusing sendiri. Ahh..sudahlah nanti saja kupikirkan kalau ibu sudah berangkat. Lulus kuliah memaksaku harus pulang ke rumah, tak ada lagi tinggal di kos-kosan yang artinya tak ada lagi kebebasan. Di rumah, setiap hari aku harus menghadapi omelan-omelan, teriakan-teriakan dan segala kecerewetan ibu. Waktu aku masih di SMU, tiada hari tanpa bertengkar dengan ibu. Entah aku yang menyebalkan atau ibu yang memang sangat cerewet. Setelah aku kuliah aku menyadari mungkin itu adalah masa-masa remaja yang paling menyebalkan, pengaruh hormon. Semenjak kuliah, aku pisah dari ibu, tinggal di kos-kosan. Sungguh mengherankan, aku jarang bertengkar dengan ibu bahkan sering kangen dengan kecerewetannya. Kini, aku pulang lagi ke rumah. Sudah 2 bulan aku tinggal di rumah, ternyata ibu tak pernah berubah, still cerewet dan cuek.

Ibuku jauh dari tipe seorang ibu yang lembut, sabar dan suka memuji. Ibuku tak pernah basa-basi, kalau bicara nadanya kasar, hobi marah-marah, tetapi kalau mencela orang paling jagonya. Biar bagaimanapun, ibu tak pernah lalai dari tanggung jawabnya, bahkan sangat ketat dalam peraturan. Pernah sekali waktu kulihat kakakku yang pertama dipukuli ibu karena ketahuan jalan-jalan dengan seorang cowok… kata ibu jadi anak perempuan gak boleh gatel, centil and genit. Aku mempunyai 3 orang kakak. 2 perempuan satu laki-laki. Seiring waktu berjalan, ibu semakin kendur dalam memberlakukan aturan boleh tidaknya berpacaran. Kakakku yang ketiga tomboy sekali, maka itu ibu tak khawatir ia akan bermain-main dengan laki-laki. Sedangkan aku sendiri lebih banyak teman cowok daripada pacar. Mereka semua hanya teman. Ibu kelihatan semakin longgar terhadap adikku. Mungkin ibu sudah capek melarang kami agar tidak berpacaran. Yang sungguh mengherankan adalah perlakuan ibu sangat berbeda kepada 5 anak-anaknya. Ibu memang canggih, dia benar-benar memperlakukan kami sesuai karakter kami. Dulu, aku sering iri dan kesal pada adikku karena ibu begitu lembut padanya. Tetapi, seiring berjalannya waktu, aku mengerti kenapa ibu begitu berbeda memperlakukan aku dengan adikku. Adikku memang berwatak keras, kadang tak mau kalah, maka takbisa dilawan dengan kekerasan. Sedangkan ibu begitu disiplin dan keras dalam mendidikku dan kakak-kakakku. Hasilnya, kita memang jadi lebih tahu tanggung jawab masing-masing. Dibalik ketegasan dan cenderung kasarnya kata-kata ibu, tersimpan cinta yang begitu besar kepada anak-anaknya. Oh ya, kembali lagi ke rencana yang telah kususun bila ibu pergi haji. Aku masih sibuk dengan pikiranku, hingga tak terasa tiba hari H ibu berangkat haji.

Aneh, kukira aku akan merasa super senang ketika melepas kepergian ibu, ternyata aku menangis sedih juga ketika melepas ibu. Ibu sih, masih senyum-senyum saja. Kelihatannya ibu memang sudah sangat menantikan bertamu ke rumah Allah, wajahnya begitu ceria. Sebelum berangkat, dengan style-nya , ibu tetap memberi perintah apa saja yang harus kulakukan selama ibu tak ada di rumah. Yah, ternyata segala rencana yang kususun keliatannya harus buyar, karena ibu mengharuskan aku yang mengambil alih tanggung jawabnya selama ibu tak di rumah……hhhhhh….. well..there’s nothing I can do about it, at least aku tak akan mendengar omelan-omelan ibu.

Akhirnya hari kebebasan itu tiba, hoaahhmmm…. Masih jam 5 pagi, sudah shalat shubuh, aku sudah niat akan tidur lagi, bangun sekitar jam 6-an, baru berangkat ngantor. But, brak…brak… kedamaian itu telah buyar, adikku memintaku menyetrika bajunya. Waduuhh… bete sih, tapi apa boleh buat!!! Kuuurungkan niatku untuk tidur lagi, karena ayahku mengingatkanku untuk mencuci baju dan menyiapkan sarapan, waduh hampir lupa, aku juga harus beli sayuran dan lauk-pauk, oh my GoD!!!! Hampir lupa, every weekend, aku juga harus masak….!!! Gawat, sepertinya no more freedom nih.

Hari-hariku jadilah kuisi dengan berbagai rencana apa saja yang harus kulakukan setiap hari dan harus memasak apa dengan budget yang ditinggalkan ibu, cukup gak cukup harus cukup. Tak pernah kupikirkan sebelumnya, betapa pusing menjadi seorang ibu, a leader sekaligus an accountant, manager and… chef!!! …. Wuiiih….. baru seminggu ditinggalkan ibu, aku hampir saja give up.. tapi mau give up ke siapa???.. ibu sudah memberikan mandatnya kepadaku… dan baru kali ini aku merindukan kehadiran ibu, kecerewetannya, kegalakannya, kecuekannya, ohh..ibu, menelpon saja jarang…. Kelihatannya ibu sangat bahagia di sana. Dan akhirnya, aku sadar, betapa sulit menjadi ibu ibu yang perfect tentunya. Hingga 40 hari, aku benar-benar belajar bagaimana mengatur rumah tangga, itupun dengan bantuan adik dan kakakku. Sedangkan ibu, she did it alone, only by herself. Ibu, maafkan aku yah, selama ini selalu menyusahkan ibu dan jarang menghargai usaha ibu.

Empat puluh hari sudah lewat, akhirnya ibu pulang, dengan suka cita kusambut ibu, suka cita yang sesungguhnya. Wajah ibu begitu ceria bersinar. Ibu sampai kebingungan sendiri melihatku menyambutnya dengan penuh suka cita. “lho, bukannya kamu seneng ibu gak di rumah??””, hahahha, sungguh menohok perkataan ibu, tapi kubilang bahwa aku kangen semua yang ada pada ibu, seluruh paket yang ada di ibu, baik kecerewetannya, kebawelannya, atau kepiawannya memasak. Sekali lagi, I can’t live without my mom, and aku tak akan menjadi begini kalau bukan kasih sayang ibu yang tersembunyi dibalik ketegasannya. Welcome home ibu……

Thursday, September 20, 2007

MERASAKAN KEHADIRAN ALLAH


Ketika kita merasakan kehadiran Allah, secara otomatis kita akan menyadari bahwa Allah sedang mengawasi kita. Tentunya saat diawasi, kita tidak akan bernmiat apalagi sampai melakukan maksiat sekecil apa pun karena malu pada Allah yang senantiasa memperhatikan tindak-tanduk kita.

Bang Napi berkata: "kejahatan terjadi bukan hanya karena ada niat tetapi juga karena ada kesempatan". Siapa sih orang yang terang-terangan berbuat maksiat jika tahu ia sedang diawasi? Tak mungkin seorang murid berani mencontek saat ujian jika tahu guru yang mengawasinya sangat ketat dalam mengawasi murid-muridnya. Siapa yang nekad tidak pakai helm dan tidak memiliki kelengkapan surat jika tahu saat itu polisi lalu lintas sedang mengadakan razia. Kesempatan-kesempatan yang ada, bisa jadi tercipta karena merasa tiada yang melihat/mengawasi perbuatan kita. Sehingga kesempatan yang sekejab saja pun bisa memuluskan jalan maksiat kita, seperti pencopet yang berhasil mengambil dompet seorang ibu di tengah keramaian orang di pasar juga saat si pemilik pun lengah. Akhirnya pengawasan menjadi salah satu faktor yang dapat mengurangi kejahatan dan kemaksiatan, sehingga wajar jika manusia pun akhirnya bergantung pada faktor pengawasan untuk menjaga disiplin dan kelurusan bertindak. Lebih karena takut akan terkena sangsi atau hukuman.

Di sebuah hypermarket, seorang bapak muda yang mendorong troli berisi beragam kebutuhan pokok, di depan troli duduk anaknya yang masih batita. Dengan santainya sang bapak mengambil seraup lengkeng ke dalam saku celananya. Dari penampilannya terlihat bahwa sang bapak termasuk dari golongan keluarga menengah ke atas, sehingga ia sebenarnya mampu membeli, tapi entah kenapa ia tak merasa berdosa mengambil barang bukan miliknya, sekedar iseng, untuk icip-icip di jalan nanti. astaghfirullah...

Kebanyakan manusia percaya pada pengawasan kasat mata, sedangkan lupa pada kehadiran pengawasan Allah SWT. Kita lebih merasakan pengawasan-Nya terhadap hal-hal yang bersifat ibadah mahdhoh seperti puasa, shalat, dll. Kita tetap bisa menahan diri dari dahaga tenggorokan hingga detik-detik bedug berkumandang, karena takut puasa kita batal dan tidak diterima jika kita meneguk air sebelum adzan bergema. Begitu pula saat shalat, tidak ada yang melakukan shalat isya 3 rakaat misalnya karena menyadari Allah mengawasinya. Tapi anehnya, saat bekerja dan mendapatkan uang yang bukan haknya, apakah uang suap, dll, ia lupa akan pengawasan Allah. Begitu pula saat sedang berpuasa, dan mulut pun asyik menggunjingkan orla, ia pun lupa akan pengawasan Allah.

Tidak ada yang dapat meminimalkan maksiat dan dosa kecuali dengan meneguhkan kehadiran Allah dalam setiap gerak langkah kita, kapan pun, dimana pun, baik di saat sendiri (yang banyak memberi kesempatan dan peluang untuk bermaksiat) mau pun di tengah keramaian. Dalam setiap kondisi tidak ada bedanya bagi seorang mukmin, dia akan berpikir, berkata dan bertindak lurus tanpa cela karena tahu Allah bahkan lebih dekat dari urat lehernya sendiri. Wallahu'alam...

Thursday, August 30, 2007

THE MEANING OF TIME


To understand the meaning of ONE YEAR
ask student who has failed his exam

To understand the meaning of ONE MONTH
ask a mother who has given birth to a pre-mature baby

To understand the meaning of ONE WEEK
ask an editor of a weekly magazine

To understand the meaning of ONE DAY
ask a daily wage labor

To understand the meaning of ONE HOUR
ask a girl who is waiting for her boy

To understand the meaning of ONE MINUTE
ask a person who has missed the train

To understand the meaning of ONE SECOND
ask aperson who has survived an accident

To understand the meaning of ONE MILLI-SECOND
Ask a sprinter who has won a silver medal in olympics

And lastly, are you realizing that the time is passing bay?
Are you ready to be responsible to Allah how you used every milli-second of your time?

FUNNY, ISN'T IT??

Funny... How $10 looks so big when we take it to the Masjid
And so small when we take it to the Mall

Funny... How big an hour serving Gods looks
And how small 60 minutes are when spent watching serial TV, shopping or playing soccer

Funny... How laborious it is to read a juzz in the Qur'an
And how easy it is to read 200-300 pages of a best selling novel

Funny... How we believe what newspaper say
But question what the Quran says
Funny.. How we lose our worls to say when we pray
And how fluent we talk too a friend

Funny... How we need 2-3 weeks to fit an Islamic event in to our schedule
But can fit other event at the last moment

And that is so...
The funny things will not always be entertainment for our souls
since there are funny things to be taken in to our contemplation.

Funny, isn't it???

(puisi Anonimous, dari Malajah Percikan Iman)

Sunday, August 26, 2007

Family comes first

Lately, I often see married people with their children, and I think they look so peace…. Hmm..selama ini gw hampir gak pernah kepikiran yang namanya nikah.. but when I saw some of my friends yang udah berkeluarga, dengan anak2 mereka yang lucu-lucu, adorable, cute, and so weak, I don’t know, I think I should get married..hueheheh. Seorang teman pernah gw tanya, hal apa yang paling membahagiakan dalam hidupnya, dia bilang pada saat dia punya anak… kebahagiaannya melebihi waktu dia married. Teman yang lain juga pernah bilang, punya anak adalah harta yang paling berharga…. Eventhough dia udah bisa mencapai impiannya, ternyata kebahagiaan punya anak tak terlukiskan. Lalu, ada tetangga yang hidupnya begitu pas-pasan, tapi, setiap sore gw selalu lihat binar kebahagiannya saat dia bermain sama anaknya. Abang gw juga banyak berubah setelah punya anak, dan dia bilang, kebahagiaannya adalah ketika punya anak, kalo istri or temen bisa dicari lagi, tapi anak, sungguh anugerah yang tak terkatakan.

Gw dulu mikir menikah itu mungkin rumit, apalagi punya anak, pasti repot, tetapi teman2 gw yang sudah menikah dan mempunyai anak, walopun kurang tidur or kurang istirahat, they looked peace… more happier than para lajang yang kehidupannya lebih dari cukup. Emang, kalo udah nikah and punya anak, pasti waktu tidur berkurang, itu kata temen gw, pada saat denger itu, pasti ada sedikit ketakutan kebebasan kita akan berkurang. Tapi, begitu mereka menjalani kehidupan rumah tangga, gak ada lagi kekhawatiran kurang tidur, kecapean, kurang istirahat, or gak sebebas waktu lajang, coz they only think how to make their children or their spouse happy. Bener-bener belajar untuk gak egois.

Gw jadi inget perkataan Morrie dalam bukunya Tuesday with Morrie, ketika ditanya apa kebahagiaannya having family and children, dia simply said, “there is no experience like having children. That’s all. There is no substitute for it. You cannot do it with a friend. You cannot do it with a lover. If you want the experience of having complete responsibility for another human being, and to learn how to love and bond in the deepest way, then you should have children. That is absolutely true. It’s about having more responsibility. I ask myself again, what makes me think not to get married… and I got the answer, I was afraid having more responsibility, and that’s why God knows, He doesn’t give me that responsibility yet. And I think it’s not only about responsibility, it’s about feeling settle in our comfort zone, and if we feel enough with everything we have now especially in material thingy, we feel secure, finally we don’t want to ruin it with married and it’s problems. I feel like I’m a coward. I’m too afraid to start new life, and this new life could make me happier, more values, and more colorful, but I only think the negatives about marriage.

Now, I realize that I was so arrogant that I didn’t need love, caring from other person, in fact the older we get, the more lonely we feel if we don’t get love from our other half, especially unconditional love, like the way our parents love us. Yes, we can get unconditional love from family. Ketika kita semakin renta, and gak berdaya, gak ada yang mengikat kita, selain keluarga. Even di hadits dikatakan, kita bisa menjadi pintu surga buat anak kita. So, the fact is, there is no foundation, no secure ground upon which people may stand today if it isn’t the family.. Sure, people would come visit, friends, associates, but it’s not the same as having someone who will not leave. It’s not the same as having someone whom you know has an eye on you, is watching you the whole time…. (Tuesdays with Morrie). And that someone could be our children, wife or husband..family.